Kelompok KKN Posko 065 UIN Walisongo mengadakan workshop bertajuk "Menuju Desa Mandiri: Workshop Pembuatan Buket Bernilai Ekonomi" pada 6 Agustus 2025 di Balai Desa Dawungsari. Kegiatan ini diikuti oleh 47 peserta yang mayoritas terdiri dari ibu-ibu dan remaja desa. Workshop dibuka dengan materi yang disampaikan oleh Lisna Wahyuningsih, S.E mengenai pentingnya kewirausahaan di era digital, khususnya dalam
Kelompok KKN Posko 065 UIN Walisongo mengadakan workshop bertajuk "Menuju Desa Mandiri: Workshop Pembuatan Buket Bernilai Ekonomi" pada 6 Agustus 2025 di Balai Desa Dawungsari. Kegiatan ini diikuti oleh 47 peserta yang mayoritas terdiri dari ibu-ibu dan remaja desa. Workshop dibuka dengan materi yang disampaikan oleh Lisna Wahyuningsih, S.E mengenai pentingnya kewirausahaan di era digital, khususnya dalam memanfaatkan kreativitas dan media sosial sebagai sarana pemasaran untuk usaha rumahan.
Pada sesi praktik, peserta dibagi menjadi tujuh kelompok untuk membuat berbagai jenis buket. Tidak hanya bunga, bahan-bahan kreatif seperti jajanan, jilbab, sabun cair, dan uang juga digunakan sebagai isi buket, sehingga memberikan nilai unik dan potensi jual yang menarik. Aktivitas ini menciptakan suasana antusias, di mana para peserta berkesempatan mengasah kreativitas sekaligus mempelajari teknik penyusunan buket yang memiliki nilai jual di pasaran.
Kegiatan ini mendapat apresiasi positif dari ketua PKK Desa Dawungsari, yang menilai pelatihan tersebut mampu membangkitkan semangat warga untuk berkarya dan berwirausaha. Salah satu peserta mengaku awalnya ragu, namun akhirnya mampu membuat buket sendiri dan melihat peluang untuk menggunakannya sebagai hadiah maupun produk jualan. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan keterampilan yang diperoleh dapat mendorong kemandirian ekonomi dan menjadikan Desa Dawungsari lebih kreatif serta berdaya saing.
memanfaatkan kreativitas dan media sosial sebagai sarana pemasaran untuk usaha rumahan.
Pada sesi praktik, peserta dibagi menjadi tujuh kelompok untuk membuat berbagai jenis buket. Tidak hanya bunga, bahan-bahan kreatif seperti jajanan, jilbab, sabun cair, dan uang juga digunakan sebagai isi buket, sehingga memberikan nilai unik dan potensi jual yang menarik. Aktivitas ini menciptakan suasana antusias, di mana para peserta berkesempatan mengasah kreativitas sekaligus mempelajari teknik penyusunan buket yang memiliki nilai jual di pasaran.
Kegiatan ini mendapat apresiasi positif dari ketua PKK Desa Dawungsari, yang menilai pelatihan tersebut mampu membangkitkan semangat warga untuk berkarya dan berwirausaha. Salah satu peserta mengaku awalnya ragu, namun akhirnya mampu membuat buket sendiri dan melihat peluang untuk menggunakannya sebagai hadiah maupun produk jualan. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan keterampilan yang diperoleh dapat mendorong kemandirian ekonomi dan menjadikan Desa Dawungsari lebih kreatif serta berdaya saing.
*Share :